Selasa, 17 Mei 2016

Apakah Hubungan Seksual Itu?



Umumnya orang menganggap bahwa pembicaraan mengenai seksualitas manusia adalah tentang hubungan seks manusia. Lain tidak. Hubungan seks boleh dikatakan memang perkara yang paling menegaskan adanya seksualitas manusia. Apalagi lewat hubungan seks, seorang manusia baru bisa dilahirkan. Namun hubungan seks bukan hanya reproduksi, tapi juga untuk kesenangan. Bahkan tujuan pertama dari seks adalah tujuan erotis dan kesenangan. Adanya kesenangan yang kuat yang menyertai seks yang membuat seks memiliki daya tarik. Tanpa kesenangan, hubungan seks tidak akan menarik. Kesenangan itu pula yang memicu hubungan seks dan adanya hubungan seks memicu terjadinya reproduksi. Namun jelas bahwa kesenangan dalam hubungan seks sangat berbeda dengan hubungan seks untuk tujuan reproduksi. Hubungan seks tetap dilakukan boleh jadi semata-mata untuk tujuan menyenangkan tanpa ada tujuan reproduksi.

Hubungan seksual adalah proses pencarian erotisme antara dua orang dengan melakukan hubungan badan. Oleh karena itu hubungan seksual tidak hanya adanya penetrasi penis ke dalam vagina, tapi juga oral seks (melakukan hubungan seks dengan mulut), anal seks (melakukan hubungan seks dengan anus), sampai sekedar menggesekkan alat kelamin.

Hubungan seks yang umumnya dilakukan orang adalah intercourse vaginal. Rata-rata hubungan seks dengan intercourse vagina dalam setahun pada kelompok umur 18-29 tahun adalah sebanyak 112 kali. Itu artinya, mereka melakukan hubungan seks sekitar 3 hari sekali. Pada umur 30-39 tahun, rata-rata hubungan seksnya menurun menjadi 86 kali setahun atau 4 hari sekali. Sedangkan pada umur 40-49 tahun, rata-rata hubungan seksnya menurun menjadi hanya 69 kali setahun atau seminggu sekali.

Anal seks yakni penis (bisa saja jari, dildo, atau yang lain) melakukan penetrasi ke dalam anus juga merupakan fenomena umum. Kaum gay maupun kaum heteroseksual biasa melakukannya. Di Amerika Serikat, sekitar 10% laki-laki dan 9% perempuan melakukan anal seks dalam setahun terakhir. Secara keseluruhan, penelitian menunjukkan bahwa 47% laki-laki heteroseksual dan 61% perempuan heteroseksual pernah mencoba melakukan anal seks. Sebanyak 13% pasangan menikah mengakui bahwa mereka melakukan anal seks dan oral seks.

Ada beragam alasan anal seks dilakukan. Bisa jadi anal seks sebagai alternatif saat perempuan sedang menstruasi. Mungkin untuk mencegah kehamilan. Atau boleh jadi, anal seks memang lebih memuaskan. Anda tentu sering mendengar kasus sodomi laki-laki dewasa terhadap anak-anak. Itu juga termasuk anal seks. Biasanya, anal seks dilakukan untuk menunjukkan dominasi yang melakukan penetrasi kepada yang dipenetrasi.

Oral seks lebih umum dilakukan. Praktek seksual ini dilakukan oleh 27% laki-laki dan 19% perempuan dalam setahun terakhir. Pihak laki-laki menstimulasi klitoris perempuan dengan mulutnya. Sebaliknya, perempuan menstimulasi penis laki-laki dengan mulutnya. Biasanya penis dikulum. Identik dengan oral seks adalah menstimulasi bagian sensitif pasangan dengan jari. Kaum homoseksual perempuan biasanya melakukan oral seks ataupun dengan ‘jari seks’.

Sebuah survei mengenai derajat kebahagiaan pernah dilakukan lintas negara. Survei tersebut melibatkan 22 negara dan 22 ribu orang dewasa. Hasilnya, orang Denmark merupakan orang-orang paling berbahagia di dunia. Tetapi untuk urusan seksual, orang Venezuela merupakan orang-orang yang paling puas di dunia, disusul Brazil dan Amerika Serikat. Dilaporkan bahwa 46% orang Venezuela sangat berbahagia dengan kehidupan seksualnya. Sementara itu orang Brazil yang melaporkan kehidupan seksual yang sangat memuaskan sebanyak 32% dan orang Amerika sebanyak 27%. Bagaimana dengan Indonesia? Lagi-lagi tidak ada data memadai tentang seksualitas pada masyarakat Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar